Romantisme Rasulullah Dalam Hidup Berumah Tangga (Nasehat Bagi Para Suami Yang Penuh Dengan Kesibukan) Bag 2

Beban risalah yang sangat berat, dan waktu yang tercurah untuk membimbing manusia  tidak membuat  Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam  lupa untuk menjalin kemesraan dengan istri-istrinya.  Cukuplah hal ini sebagai nasehat bagi suami yang sibuk dalam dakwah atau dalam urusan lain untuk memberikan kelembutan dan keromantisannya untuk sang istri.

Banyak contoh dalam kehidupan Rasulullah shallalohu’alaihi wasallam. Beliau tak segan-segan untuk mandi bersama dengan istri beliau.
Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air.” (HR Mutafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat Ibnu Hibban menambahkan, “Dan tangan kami bersentuhan”
Rasulullah juga sangat mengerti perasaan istri-istrinya dan tau cara menyenangkan dan memberi kasih sayang. Rasulullah, sering tidur di pangkuan Siti ‘Aisyah, meski istrinya sedang haidh.

Dari Urwah ia pernah ditanya orang, “Bolehkah wanita haidh melayaniku dan bolehkah wanita junub mendekatiku?”

Urwah berkata, “Semuanya boleh bagiku, semuanya boleh melayaniku, dan tiada celanya. ‘Aisyah telah menceriterakan kepadaku bahwa dia pernah menyisir rambut Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ketika dia sedang haidh, padahal ketika itu Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sedang i’tikaf di masjid; beliau mendekatkan kepalanya kepadanya (‘Aisyah) dan dia (‘Aisyah) ada di dalam kamarnya, lalu ia menyisir beliau, padahal ia sedang haidh.”

Ummu Salamah berkata, “Ketika aku bersama Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tidur-tiduran di kain hitam persegi empat (dalam satu riwayat: di lantai, tiba-tiba aku haidh, lalu aku keluar dan mengambil pakaian haidhku, lalu beliau bertanya, ‘Mengapa kamu? apakah kamu nifas?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Beliau lalu memanggilku, lalu aku tidur bersama beliau di lantai yang rendah.

Ummu Salamah biasa mandi bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam  dari satu bejana dan beliau suka menciumnya, padahal beliau sedang berpuasa
Rasulullah juga mengajarkan kita untuk memperlakukan istri dengan istimewa. Hal itu ditunjukan ketika Nabi  ketika beliau tidak sungkan mandi dari sisa air  istrinya.

Dari Ibnu Abbas, “Bahwa Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah mandi dari air sisa Maimunah.” (HR Muslim)

.
Nabi juga dikenal memanjakan wanita (istri-istrinya).

Dari Anas, dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah. Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari)

Sepiring berdua, gurauan dan ciuma

Rasulullah membiasakan mencium istri ketika hendak bepergian atau baru pulang.

Dari ‘Aisyah radhiallahu anhu, bahwa Nabi SAW biasa mencium istrinya setelah wudhu’, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi  wudhu’nya.”(HR ‘Abdurrazaq)
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam  juga suka memakan dan meminum berdua dari piring dan gelas istri-istrinya

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata: “Saya dahulu biasa makan hais[1] bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam .“ (HR. Bukhori dalam Adabul Mufrod)

Dari Aisyah Ra, ia berkata: “Aku biasa minum dari gelas yang sama ketika haidh, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum.” (HR Abdurrozaq dan Said bin Manshur, dan riwayat lain yang senada dari Muslim.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam  pernah minum di gelas yang digunakan ‘Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit ‘Aisyah. (HR Muslim No. 300)

Nabi saw biasa memijit hidung ‘Aisyah jika ia marah dan beliau berkata, Wahai ‘Aisya, bacalah do’a: “Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni)

Rasulullah juga bergurau bersama, di kala sedang dekat dengan istrinya.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, ‘Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Nabi SAW hanya tertawa melihat mereka. (HR Nasa’i dengan isnad hasan)

Begitulah Rasulullah. Beliau dikenal bersikap lembut dan sayang pada istrinya. Beliau juga menyayangi dan mengistimewakan istrinya di kala istrinya sedang sakit.

Dari ‘Aisyah, ia mengatakan, beliau (Nabi) adalah orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (HR Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770)

Alhasil, Islam banyak mengajarkan kita tentang kelembutan dan sikap sayang pada pasangan. Itulah sikap romantisme yang diajarkan Islam pada para suami terhadap para istri. Sebab Rasullah bersabda, sebaik-baik para suami, adalah mereka yang bisa bersikap baik terhadap istrinya.

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih).


[1] Di Indonesia, hais semacam bumbu kacang. Hanya saja Hais terbuat dari kurma, minyak dan gandum yang dilumatkan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: